Sakit Juga Penting Bagi Kita
Sungguh indah nikmat sehat itu. Makan asin, terasa asin.
Angin sepoi-sepoi terasa sejuk. Gula rasanya tetap manis. Panorama alam
terlihat indah menawan. Udara pagi dihirup segar di dada. Tidak mungkin satu
per satu diuraikan. Tidak mungkin pula kita dapat menghitung semua nikmat yang
telah Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita. Yang pasti, semua terasa
indah ketika kita dalam keadaan sehat.
Ketika kita sakit flu, mungkin akan merasa tersiksa. Susah
bernafas, meler terus hidungnya. Makan tidak enak. Tidur tidak nyenyak. Bicara juga
terengah-engah. Sungguh tersiksa ketika itu.
Ketika pusing, terasa bumi bergoyang-goyang, berputar
kencang. Mual di dalam lambungnya. Berat kepalanya. Untuk bangkit pun tak
kuasa.
Ketika magh. Makan tak enak. Susah malahan memasukkan
makanan atau minuman untuk mengisi lambung yang limbung dan kembung. Perut kosong,
isinya cuma angin. Mual juga membuat lemah tak bertenaga. Makanan yang masuk
juga harus dipaksa. Sayangnya ketika sudah masuk pula dimuntahkan kembali.
Ketika iritasi mata. Tidak bisa ikut nonton bola. Film rame
gak bisa dinikmati. Pesona alam juga tidak dapat dirasakan keelokannya.
Ada yang tidak bisa buang angin saja harus dioperasi.
Puluhan juta harus keluar dari rekening hanya untuk bisa buang angin. Ada pula
yang sariawan atau sakit gigi. Sungguh indah nikmat sehat itu, bukan?
Adapun penyakit atau rasa sakit lainnya, Anda pun tahu.
Mereka pasti menyiksa penderitanya.
Lalu untuk apa semua rasa sakit itu? Apaka ada manfaatnya
bagi kita? Hanya untuk menyiksa manusia
Tidaklah demikian. Sungguh ada pelajaran dari semua itu. Di
dalamnya pasti ada hikmah. Boleh jadi itu semua adalah teguran bagi manusia
yang ketika sehat tak mau bersyukur. Kemudian setelah diberikan rasa sakit ia
baru mau kembali mengingat yang memberi nikmat sehat.
Ada orang sehat tapi sepanjang waktu sehat digunakan untuk
maksiat kemudian diberikan peringatan berupa penyakit yang menghentikannya
bermaksiat. Lalu membuatnya bertaubat.
Ada orang kaya namun enggan berzakat. Kemudian habislah hartanya
untuk membiayai kesembuhannya. Setelah hampir tidak punya apa-apa, dia sadar
dan menjadi rajin berzakat dan bersedekah.
Begitulah beberapa manfaat sakit yang eprlu diambil
hikmahnya. Tujuannya adalah agar insan selalu bersyukur sehingga nikmat itu
ditambah. bukan malah jauh atau membuat manusia sombong. Sudah penyakitan
sombong maka apa yang didapatkannya selain bertambah penyakitnya dan hidup
semakin tersiksa.
Semoga kita selalu Allah berikan nikmat yang indah ini agar
dapat menikmati dan mengaplikasikan rasa syukur kita dengan merasakan nikmatnya
ibadah dan bersemangat mewujudkan karya-karya nyata.
Allahu a’lam...