Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karakter Pemimpin Sepanjang Zaman yang Seharusnya Dimiliki

Karakter Pemimpin Sepanjang Zaman yang Seharusnya Dimiliki
Ribuan bahkan jutaan orang mengharap diri mereka menjadi pemimpin. Mereka tak pernah menyadari bahwa mereka semua adalah pemimpin bagi diri mereka sendiri. Anggapan mereka bahwa kepemimpinan adalah kedudukan atau jabatan semata. Akhirnya menghalalkan segala cara untuk memperolehnya, mulai dari membeli, menjilat, sikut kanan-sikut kiri, lebih kejam lagi dengan pembunuhan (sering dilakukan di zaman kerajaan) tak peduli kerabat, sahabat, maupun kawan. Semua yang menghalangi niat mereka dianggap sebagai musuh. Jika mereka menyadari bahwa diri mereka sesungguhnya adalah pemimpin walaupun hanya menjadi pemimpin dirinya sendiri, meskipun hanya satu orang pengikut saja, dia masih bisa dikatakan sebagai pemimpin, tentu akan mengembangkan ilmu kepemimpinannya. Ucapan “Saya Cuma rakyat kecil”, sungguh sangat mengerdilkan. Tukang sampah yang kesehariannya bergaul dengan sampah yang kotor, kucal, kumal serta beraroma tidak sedap adalah seorang pemimpin yang hebat bagi keluarganya. Semua manusia di hadapan Allah swt adalah sama, semua manusia adalah sebagai kholifah di muka bumi. QS. Al-Baqarah:30

Seorang pemimpin bagaimanapun tipe dan gaya kepemimpinannya bergantung pada prinsip yang dianutnya. Orang yang memiliki prinsip yang kokoh akan menjadi seorang pemimpin besar. Orang yang memiliki prinsip mampu mempengaruhi orang lain untuk menjadi pengikutnya. Berbeda dengan yang tidak berprinsip, akan selalu manut-manut saja (ikut-ikutan). Tidak peduli apakah prinsip itu benar atau salah tetap akan menjadi pengikut saja. Prinsip yang benarlah akan menyelamatkan diri kita dari kehancuran. maka yang diperlukan untuk menentukan benar atau salah adalah suara hati. Dengan demikian perpaduan antara prinsip yang benar dan kuat dengan suara hati yang mucul dari lubuk hati yang penuh keihlasan akan membuat seseorang menjadi pemimpin sejati. Prinsip tanpa suara hati akan tumbuh ambisi menghalallkan segala cara untuk meraih tujuannya.
Setelah mengetahui bahwa seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang benar dan kokoh serta menggunakan suara hati untuk meraih impiannya maka kali ini akan dijelaskan tentang tingkatan tipe kepemimpinan. Di sini ada lima tingkatan, yaitu:
Pemimpin tingkat 1: Pemimpin yang Dicintai
Seorang pemimpin harus mampu berhubungan dengan orang lain secara baik. Seorang pemimpin tidak hanya bisa menunjukan prestasi kerjanya saja, namun harus mencintai dan dicintai anggotanya, senantiasa mengerti menghargai setiap individu bagaimanapun kodisinya, apapun setatusnya (demokratis).
Pemimpin tingkat 2: Pemimpin yang Dipercaya
Seorang pemimpin hendaknya senantiasa memegang kejujuran sebagai salah satu prinsipnya yang pokok. Seorang pemimpin yang tidak pernah berbohong, ucapannya sesuai dengan perbuatannya akan disegani dan dihormati para pengikutnya. Kata-katanya akan dijadikan pedoman dan perintahnya akan selalu diikuti tanpa ada keraguan.
Pemimpin tingkat 3: Pemimpin yang Membimbing (Pembimbing)
Seorang pembimbing akan mengarahkan seseorang yang dibimbingnya ke jalan yang sesuai sehingga mempermudah mengantarkan seseorang menuju cita-citanya. Seorang pemimpin haruslah mampu mengarahkan yang dipimpinnya, baik berupa nasehat, petunjuk serta contoh perilaku, sehingga dapat jalankan dan ditiru segala perilaku yang telah dicontohkannya oleh para pengikutnya, yakni berupa Akhlaqul Kariimah.

Pemimpin tingkat 4: Pemimpin yang berkepribadian
Belum menjadi pemimpin jika seseorang belum berhasil memimpin dirinya sendiri, mengenali dirinya secara mendalam sebelum memimpin yang lain. Jangan sampai diperbudak oleh hasil pikiran yang diciptakan sendiri. Pemimpin yang berkepribadian mulia selalu menghargai, memberikan motivasi yang menguatkan keyakinan yang dipimpinnya serta senantiasa berpegang teguh kepada kebenaran sebagai prinsipnya, sehingga disegani oleh orang lain.
Pemimpin tingkat 5: Pemimpin yang Abadi
Prinsip yang dimiliki pemimpin tingkat ini adalah mengarahkan kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan dan keberhasilan. Sifat ajran pemimpin abadi adalah intelektual dan spiritual, yaitu memberikan kebebasan berfikir dan tidak menentang hati nurani tanpa ada pemaksaan yang menekan perasaan, memimpin segenap hati manusia, memimpin manusia sesuai dengan fitrahnya.
Maka dapat disimpulkan, pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memperhatikan orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki kejujuran yang kuat sehingga dapat dipercayaoleh pengikutnya. Senantiasa membimbing dan mengajarkan pengikutnya. Berkepribadian yang kuat dan konsisten. Yang terpenting adalah memimpin berdasarkan suara hati yang fitrah. Kesempurnaan ini ada di dalam diri Rosulullah saw.
Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram