Corona Bisa Sembuh, Ini Tipsnya yang Perlu Anda Tahu
Mungkin sekarang tidak asing lagi dengan nama cantik ini. Nama cantik namun meneror manusia di seluruh dunia. Corona, sudah tahu apa itu corona?
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk virus covid-19 ini. Pemerintah di negara-negara seluruh dunia memutuskan untuk social distancing, lockdown, sampai Pembatasan Sosial Bersekala Besar.
Kondisi ini sangat mengancam masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup selama 14 hari. Belum lagi jika ada kemungkinan ditambah pembatasan sosial atau social distancing-nya. Bisa saja ada kebosanan di antara mereka suatu hari. Tapi bagaimana lagi, hanya itu yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran virus berbahaya ini.
Pertanyaannya, Apakah Corona Bisa Disembuhkan?
Ada beberapa kisah yang perlu diambil pelajaran sebagai tips untuk masyarakat, dengan harapan dampak dari virus ini bisa teratasi.Kisah pertama tentang pasien sembuh dari corona, datang dari Seattle, Amerika Serikat, salah seorang perempuan asal yang berhasil sembuh dari virus corona menceritakan pengalamannya berjuang melawan virus tersebut.
Pada 25 Februari 2020, dia mulai merasakan gejala virus corona. Hal itu terjadi tiga hari setelah dia mendatangi pesta pada 22 Februari 2020. Beberapa orang yang datang di pesta tersebut juga mengalami gejala yang sama.
Saat dia bekerja, dia mulai merasa tidak enak badan. "Merasa lelah, badan sakit, sakit kepala, sedikit demam," kata dia. Kemudian Elizabeth memutuskan untuk pulang. Dia sempat tidur siang sebentar dan bangun dengan demam yang suhunya terus meningkat menjadi 39,4 derajat celcius.
Elizabeth berpikir, dia menderita flu parah. Tidak terpikir olehnya bahwa itu bisa menjadi virus corona karena gejalanya tidak cocok.
Dia tidak batuk, tidak sesak napas, tidak ada gejala gangguan pernapasan sama sekali. Beberapa hari kemudian, dia mengetahui bahwa sekitar selusin teman yang pernah ke pesta yang sama juga jatuh sakit.
"Pada hari yang sama, kira-kira pada waktu yang sama di malam hari, dengan gejala yang sangat mirip," kata dia.
Meski begitu, Elizabeth dan teman-temannya belum dites terhadap virus corona. Dokter mengira mereka terkena flu, tetapi hasil tesnya negatif.
"Pada titik ini, kami semua menjadi sedikit frustrasi karena mereka tidak diizinkan untuk diuji untuk virus corona, atau dokter bahkan tidak menyarankan untuk diuji itu," kata Elizabeth.
Kemudian, salah satu temannya bercerita tentang studi flu di Seattle. Peserta bisa mendaftar secara online dan mengirimkan alat uji tes yang dikirim kembali untuk mendapatkan hasilnya beberapa hari kemudian. Hal itu merupakan bagian dari penelitian. Baru-baru ini, kelompok itu juga mulai menguji virus corona.
"Dan begitulah akhirnya saya tahu," kata Elizabeth.
Dia pun pulih setelah tinggal di rumah, beristirahat dan minum obat yang dijual bebas. "Saya pikir langkah besar yang ingin saya katakan kepada semua orang adalah, tolong jangan panik," kata Elizabeth.
"Jika kamu sehat, jika kamu lebih muda, jika kamu merawat dirimu dengan baik ketika kamu sakit, akan pulih, aku percaya. Dan aku bukti hidup untuk itu," kata Elizabeth.
Bagaimana pun, memiliki usia dan kesehatan yang baik merupakan kunci menang melawan Covid-19. Sementara, bagi orang tua atau orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit jantung atau diabetes, Covid-19 dapat dan telah mematikan, kata pejabat kesehatan.
Tahukah Anda, Elizabeth Schneider, 37 bisa sembuh dari corona karena melakukan satu tips ini? Satu kunci utama untuk bisa sembuh dari penyakit Covid-19 adalah "Jangan panik," kata dia.
Sumber
Kisah Kedua tentang pasien sembuh dari corona, kabar menggembirakan datang dari Indonesia. Fitri Amaliah (25), pasien pertama yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara mengatakan salah satu hal yang dia lakukan saat menjalani isolasi adalah pikiran tetap tenang dan tidak stres.
"Karena kalau stres imun tubuh turun. Jadi diusahakan untuk tidak stres. Saya baca buku, main game terus, sering berkabar sama teman, keluarga lewat telpon," katanya di Kendari
Selain itu, dirinya juga mengaku terus mendapatkan dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya. Sehingga dorongan dirinya untuk sembuh semakin besar.
"Sebetulnya tidak menjauhi (teman-teman), tetapi lebih memberi support, langsung telepon langsung beri dukungan. Kalau ini (positif COVID-19) pasti sembuh. Tenang saja, gejalanya tidak berat," ujar Fitri menirukan kata-kata dukungan dari teman-temanya.
Fitri sempat menjalani isolasi bersama pasien positif lainnya di RS Bahteramas karena positif virus corona berdasarkan hasil uji sampel tenggorok (swab) sejak tanggal 19 Maret 2020.
Selanjutnya, pada 28 April 2020 dirinya dinyatakan sembuh. Meskipun pada saat itu dirinya telah dinyatakan sembuh, dokter belum mengizinkan Fitri pulang karena pertimbangan psikologis bagi dirinya, keluarga hingga masyarakat di sekitarnya.
Ia pun berpesan, agar masyarakat tidak perlu resah dan mengucilkan orang yang positif COVID-19, karena menurut dia, orang yang positif bukan sebuah aib sehingga harus dijauhi apalagi dikucilkan.
Dirinya optimistis, bahwa virus tersebut bisa disembuhkan, dengan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak stres, tetap menjaga imun tubuh dan selalu menaati imbauan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus tersebut.
Usai dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, ia mengaku bila dibutuhkan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan COVID-19, dengan tegas ia menyampaikan bahwa dirinya siap menjadi relawan COVID-19.
Sumber
Kisah Ketiga, kabar gembira datang dari kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seorang pasien berinisiat YT dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu, 8 April 2020.
YT merupakan pasien yang berdomisili di Kota Mataram tetapi warga Buleleng, Bali. Dia sebelumnya memiliki riwayat perjalanan dari Bogor dan Denpasar.
"Covid-19 ini dapat disembuhkan dan itu terbukti. Bahwa selama saya berada di tempat ini, enam belas hari, dan tiga kali pengambilan SWAB, yang pertama positif, yang kedua dan ketiga dinyatakan negatif. Artinya apa, COVID-19 itu dapat disembuhkan," katanya YT.
Ia mengatakan, petugas medis membantunya memberikan semangat untuk kesembuhannya. Dia kemudian menjadi optimis dan yakin bahwa virus itu tidak akan membunuhnya.
"Selama saya dirawat di rumah sakit ini (RSUD NTB) saya sangat bersyukur. Semua petugas melaksanakan tugasnya dengan baik. Sering memberikan motivasi, semangat, sehingga melalui spirit mereka, saya dapat merasakan kekuatan sehingga imunitas saya semakin kuat dan itu terbukti saya hari ini kembali ke rumah saya, berjumpa dengan keluarga," katanya.
Ia meminta masyarakat tidak perlu takut dengan Covid-19, namun harus tetap waspada dengan terus menjaga kesehatan. Dia menekankan lagi pentingnya berpikiran positif agar imunitas tubuh meningkat sehingga berpeluang besar tidak terjangkit.
Tips yang berikutnya, dia mengatakan, selama di ruang isolasi, dia tidak pernah mengakses media sosial yang berisikan kepanikan terhadap Covid-19. Dia selalu menghindari membaca kabar yang belum diuji keakuratannya dan membuat dia makin stres.
"Selama saya berada di rumah sakit yang saya lakukan adalah berolahraga, saya berdoa, kemudian saya menjauhkan diri membaca media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saya baca buku, olahraga, berdoa—itu salah satu kuncinya," ujarnya.
Ia berpesan masyarakat yang mengalami gejala coronavirus agar segera pergi ke rumah sakit sehingga tidak terlambat untuk ditangani tim medis. Baginya, terjangkit corona bukanlah aib, sehingga tidak perlu takut atau malu untuk memeriksakan kesehatan agar dapat segera dirawat jika memang terjangkit.
Sumber
Itulah beberapa tips yang mungkin bisa dijalankan oleh kita semua supaya dampak dari coona ini semakin berkurang. Tentunya tinggi harapan semoga pandemik covid-19 ini segera tuntas secepatnya.