5 Langkah Menjadi Mahasiswa Sukses
Sering
kita mendengar embel-embel kata “dengan pujian” ketika
menghadiri prosesi wisuda di Universitas. Kata “dengan pujian”
merupakan apresiasi bagi wisudawan yang lulus dengan IPK lebih dari
3,5. Mungkin ini masih terdengar biasa karena tidak sedikit mahasiswa
yang mendapatkan gelar tersebut.
Namun
berbeda hal nya ketika kita melihat orang-orang yang berada di
barisan paling depan saat prosesi wisuda berlangsung. Merekalah
orang-orang hebat yang ketika itu menjadi orang-orang terbaik
diantara ratusan atau bahkan ribuan wisudawan yang lain. Seorang
diantaranya mungkin adalah peraih IPK sempurna 4,0, seorang yang lain
mungkin merupakan wisudawan dengan masa studi tercepat kurang dari 3
tahun, atau mungkin salah seorangnya adalah seorang wisudawan termuda
sepanjang sejarah.
Rasanya
bulu kuduk seketika berdiri ketika nama mereka dipanggil menuju
mimbar dengan diiringi sederetan prestasi yang telah mereka raih
dimasa perkuliahan. Mereka itulah yang mungkin paling layak kita
sebut sebagai mahasiswa yang sukses atau berhasil. Seringkali kita
tak habis fikir, bagaimana bisa mereka melakukan itu semua?
Mereka
yang telah mencapai grade tersebut adalah orang-orang yang
telah berhasil mengatur sedemikian rupa alur keberhasilan mereka.
Namun yang terjadi pada mahasiswa pada umumnya justru sebaliknya.
Banyak diantara mahasiswa tak punya kendali atas studi mereka
sendiri, dan tak jarang diantaranya terlalu asik dengan agenda
organisasi hingga tak ada waktu bagi mereka untuk sekadar memikirkan
rencana untuk studi mereka kedepannya. Beberapa mahasiswa mungkin
sempat terfikir mengenai studi mereka, namun seringkali mereka “gagal
fokus” dan justru terlalu terlarut dengan seberapa banyak materi
yang telah dipelajari, dan tak pernah terfikirkan mengenai bagaimana
sebaiknya belajar dengan cara efektif dan efisien. Bahkan mungkin
diantaranya tak pernah mencoba membuat konsep akan studi mereka sama
sekali.
Penting
bagi mahasiswa untuk merencanakan keberhasilan mereka, sebab sebuah
pepatah mengatakan bahwa, “gagal merencanakan sama artinya
dengan merencanakan kegagalan”. Oleh karena itu, untuk para
mahasiswa yang merasa telah gagal merencanakan kesuksesannya dalam
belajar dan ingin mencegah terjadinya kegagalan-kegagalan
selanjutnya, berikut beberapa kiat untuk menjadi mahasiswa yang
sukses.
Pertama, Ambil Kendali atas Studimu!
Sebab keberhasilan yang diraih oleh
mahasiswa tentunya untuk mahasiswa itu sendiri, bukan untuk orang
lain. Maka jika bukan mahasiswa sendiri yang merencanakan
kesuksesannya, lalu siapa?
Untuk
itu sebelum melangkah menuju kegagalan-kegagalan yang lebih jauh,
coba tanyakan beberapa pertanyaan ini pada diri sendiri. “Untuk
siapakah saya belajar?” Untuk saya sendiri kah, orang tua, ataukah
untuk kekasih? Kemudian tanyakan juga, “siapakah yang mengendalikan
proses belajar saya?”. Saya sendiri kah? Ataukah orangtua? Atau
dosen yang lebih memegang kendali?
Mayoritas
mahasiswa tak punya kendali atas studi mereka. Capaian perkuliahan
diserahkan sepenuhnya pada dosen pengampu. Mahasiswa hanya duduk,
mendengarkan perkuliahan, lalu selesai. Seolah tidak terjadi apa-apa.
Mahasiswa tak punya target capaian untuk diri mereka sendiri, selalu
saja merasa cukup mengikuti alur pembelajaran yang diberikan oleh
dosen. Artinya bahwa dosenlah yang sepenuhnya memegang kendali atas
studi mahasiswa. Ini berdampak pada kurang berkembangnya pola pikir
mahasiswa.
Mahasiswa
yang cerdas akan berusaha untuk mempunyai kendali atas studinya.
Untuk itu jadilah mahasiswa yang cerdas. Ambil kendali atas studi
selama masa perkuliahan dan buat target-target capaian untuk diri
sendiri.
Sebagai
contoh, jika seorang mahasiswa telah mempunyai target untuk mencapai
nilai IP 4,0 artinya mahasiswa perlu mencapai angka sempurna untuk
setiap mata kuliah. Sementara mahasiswa tersebut merasakan
keterbatasan materi yang diberikan oleh para dosen pengampu mata
kuliah, sehingga mau tidak mau mahasiswa tersebut akhirnya mencari
dari berbagai sumber yang lain. Dengan mempunyai target-target
sendiri akan mempermudah mahasiswa untuk menentukan prioritas mata
kuliah untuk diri mereka sendiri. Ini akan membuat pencapaian target
IP 4,0 menjadi lebih mudah.
Kedua, Mulailah Mengelola Waktu!
Tuhan memberikan jatah waktu yang sama
untuk semua orang yaitu 24 jam setiap harinya. Lalu kemana sajakah
waktu berlalu terutama bagi mahasiswa yang hingga saat ini bahkan tak
mampu meraih nilai A pada semua mata kuliah yang telah ditempuhnya?
Sibuk
di organisasi? Itu alasan yang klise. Mahasiswa cerdas harus mampu
mengelola waktunya. Organisasi tentu sangat penting untuk mengasah
soft skill mahasiswa, tapi perkuliahan juga tak kalah pentingnya.
Coba fikir, masih pantaskah seseorang dikatakan sebagai mahasiswa
sementara penguasaan akan bidang studi yang saat ini mereka tempuh
adalah nol besar. Umumnya mahasiswa hanya akan belajar ketika
menjelang ujian, lalu setelah itu mahasiswa mendadak amnesia masal
melupakan semua perkuliahan yang telah ia tempuh selama satu semester
itu. Lucu, bukan?
Kendalikan
waktumu, atau waktu mengendalikanmu. Jangan jadikan hal-hal lain
sebagai alasan terhambatnya mahasiswa untuk belajar. Konsep belajar
yang hanya bisa dilakukan saat jam kuliah atau hanya saat berkutat
dengan buku agaknya harus mulai diluruskan. Karena belajar bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja. Asalkan waktu 24 jam itu telah
dikendalikan oleh mahasiswa sedemikian rupa.
Bila
waktu telah dikendalikan, mahasiswa akan bisa melihat begitu
banyaknya kesempatan dan waktu yang bisa ia curi untuk digunakan
belajar. Mengatur prioritas akan sangat membantu dalam mengendalikan
waktu. Seimbangkan antara agenda kuliah, organisasi, belajar mandiri,
dan aktivitas lainnya. Tapi memang, belajar tak harus dilakukan
sepanjang waktu, disemua tempat, yang terpenting adalah mahasiswa
mampu belajar secara efektif dan efisien.
Ketiga, Mulailah Belajar Saat Ini Juga!
Penyakit yang biasanya
menjangkit mahasiswa adalah menunda waktu belajar. Banyak alasannya
baik itu karena kurangnya materi, belum punya silabus, atau bahkan
ada mahasiswa yang sengaja menundanya hingga saat ujian akan
berlangsung atau dikenal dengan sistem kebut semalam (SKS).
Perlu
diketahui, belajar dengan SKS hanya akan menghasilkan ingatan untuk
jangka pendek. Kenapa? Karena otak dalam jangka waktu yang singkat
dipaksa mengolah informasi yang begitu banyaknya. Meski mungkin itu
akan berhasil untuk menjawab pertanyaan ketika ujian, tapi informasi
itu tak akan bertahan lebih lama dari itu di otak mahasiswa.
Dibandingkan
SKS, sistem mencicil materi sedikit demi sedikit akan lebih membantu
mahasiswa dalam menguasai materi. Mulai belajar dari saat ini juga,
memahami minimal satu bab untuk satu mata kuliah. Sebab meski
terlihat sedikit namun akan lebih baik dan akan lebih melekat di otak
mahasiswa. Pelajari materi sedikit demi sedikit dan belajarlah pada
waktu-waktu luang yang telah kita curi. Ingat sekali lagi bahwa
belajar tak harus selalu ketika jam kuliah tapi bisa dilakukan kapan
saja, dan dimana saja. Dengan membuat waktu belajar menjadi fleksibel
mahasiswa akan mempunyai lebih banyak waktu yang bisa dimanfaatkan
tanpa mengganggu agenda kegiatan organisasi maupun aktivitas lainnya.
Keempat, Ambil Kendali Atas Silabus!
Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya, jadilah mahasiswa yang cerdas yang mampu mengendalikan
studinya. Mengambil kendali atas silabus mata kuliah adalah salah
satu cara yang paling ampuh!
Silabus
berisi materi yang akan disampaikan dalam perkuliahan selama satu
semester. Dengan adanya silabus mahasiswa bisa mengatur alur
perkuliahan sesuai keinginanya. Sebab, bila kita telah memahami
silabus maka mahasiswa akan mengetahui hal yang akan disampaikan
dalam perkuliahan sehingga mahasiswa bisa mempelajarinya sebelum
materi itu disampaikan dalam perkuliahan. Mahasiswa juga akan tahu
sebelum orang lain tahu. Ini akan menjadi nilai plus bagi mahasiswa,
karena beberapa dosen akan menanyakan perihal mata kuliah yang akan
ia ajarkan sebelum memulai perkuliahan kepada para mahasiswa.
Mahasiswa
juga bisa menandai materi-materi yang dianggap sulit, sehingga
mahasiswa bisa mencari tahu lebih lanjut mengenai materi tersebut
baik sebelum perkuliahan ataupun setelah perkuliahan. Dan bila memang
ada yang perlu ditanyakan, mahasiswa bisa menandainya dan pertanyaan
itu bisa ditanyakan ketika perkuliahan berlangsung. Dengan begitu,
kendali sepenuhnya akan semua materi dalam silabus berada ditangan
mahasiswa.
Kelima, Belajarlah Dengan Cara Yang Tidak Biasa!
Setiap mahasiswa
mempunyai cara belajarnya masing-masing. Cara belajar yang efektif
pada seorang mahasiswa akan berbeda dengan mahasiswa yang lainnya.
Untuk itu mahasiswa sangat sangat dianjurkan untuk mencari tahu
metode belajar manakah yang paling efektif untuk dirinya sendiri.
Beberapa mahasiswa akan lebih mudah memahami ketika mendengarkan
perkataan dosennya, beberapa mungkin akan lebih baik bila belajar
secara berkelompok, dan beberapa yang lain akan lebih mudah bila
belajar dilakukan dalam kesendirian di keheningan malam. Cari tahu
sejak dini mengenai hal itu, karena mengetahui metode belajar yang
tepat adalah hal yang esensial dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Dan
yang tak kalah penting juga adalah coba untuk belajar dengan
cara-cara yang tak biasa. Karena bosan dengan metode belajar yang
itu-itu saja menjadi salah satu alasan mengapa mahasiswa malas untuk
memulai belajar.
Mencoba
cara belajar yang tak biasa misalnya, mulai belajar melalui diskusi
dengan teman mengenai suatu bahasan materi. Tanyakan apa yang tidak
dimengerti dan tanyakan pula apa yang tak mereka mengerti. Atau mulai
mencoba menalar materi-materi yang telah disampaikan dalam
perkuliahan. Caranya yaitu pertama, bila perlu baca kembali mengenai
materi tersebut, tuliskan ringkasan materi tersebut di catatan, lalu
coba ungkapkan mengenai materi tersebut dengan bahasa sendiri,
kemudian ulangi dan terus ulangi hingga ingatan mengenai materi
tersebut masuk ke alam bawah sadar. Atau mulai meringkas materi yang
telah dipelajari dengan mengumpulkannya sebagai bank soal yang
mungkin akan keluar di ujian mendatang. Tanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan menjadi soal ketika ujian.
Kemudian jawab pertanyaan tersebut, dan buka kembali referensi bila
memang mahasiswa belum dapat menjawab pertanyaan tersebut. Selain
membantu dalam proses belajar, membuat bank soal juga sangat efektif
dalam persiapan sebelum ujian.
Keberhasilan
yang kita lihat pada orang-orang yang sukses hanyalah keberhasilan
kala itu. Sering kita lupa, bahwa keberhasilan yang besar itu
merupakan kumpulan dari keberhasilan-keberhasilan kecil yang telah
mereka raih. Dan salah satu cara untuk menjadi mahasiswa yang sukses
adalah sukses dalam perkuliahan.
Phil Race seorang konsultan independen di bidang pendidikan dalam
bukunya yang berjudul “How to Study” menjelaskan bagaimana
kiat-kiat belajar praktis dan efektif bagi para mahasiswa. Beliau
dalam bukunya juga mengatakan bahwa tumbuhnya keinginan dan kebutuhan
untuk belajar merupakan beberapa faktor yang mendukung keberhasilan
dalam proses belajar.
Seorang
hebat dengan IPK terbaik 3,96 pernah berkata, “Jangan buat IPK
menjadi faktor pembatas yang akan menghalangimu berkarya dikemudian
hari.” Dengan sukses dalam perkuliahan, membuat kita mengurangi
lebih banyak risiko kegagalan selanjutnya dikemudian hari. Oleh
karena itu bagi para mahasiswa, rencanakan dan usahakanlah
keberhasilanmu sejak saat ini juga.