Balasan bagi Orang yang Suka Bersedekah
Mari kita mulai membersihkan harta yang kita miliki agar harta tersebut menjadi berkah dan melimpah manfaatnya. Cara membersihkan harta selain zakat yaitu bersedekah. Semua orang bisa bersedekah dan nilai dan efeknya sangat luar biasa walaupun hanya sedikit jumlahnya yang disedekahkan.
Begitu besar nilai sebuah sedekah di mata saudara kita yang membutuhkan. Begitu istimewa beberapa rupiah saja yang diinfaqkan di jalan Allah ar-Rohman. Belum lagi bila kita melihat pahala berlipat ganda yang telah Allah ta’ala siapkan bagi orang yang gemar melakukannya.
Begitu besar nilai sebuah sedekah di mata saudara kita yang membutuhkan. Begitu istimewa beberapa rupiah saja yang diinfaqkan di jalan Allah ar-Rohman. Belum lagi bila kita melihat pahala berlipat ganda yang telah Allah ta’ala siapkan bagi orang yang gemar melakukannya.
SEDEKAH MEMBUAHKAN PAHALA MELIMPAH
Bersedekah memiliki banyak feaedah istimewa. Salah satunya adalah pahala yang berlipat ganda dari Allahta’ala. Mari kita sejenak merenungi firman Allah ta’ala berikut:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(QS. al-Baqoroh: 261)
Subhanallahu, sungguh Allah Maha Pemurah, Dia menyediakan banyak pahala bagi hamba-hamba-Nya, salah satunya dengan melipatgandakan pahala orang-orang yang gemar menafkahkan hartanya di jalan-Nya.
DOA MALAIKAT UNTUK ORANG YANG BERSEDEKAH
Sekiranya ada seseorang yang mendoakan kebaikan bagi kita, tentu kita akan sangat bahagia. Lantas bagaimana bila yang mendoakan kebaikan tersebut adalah malaikat. Mereka mendoakan orang-orang yang bersedekah agar harta mereka diganti oleh Allah ta’ala dengan yang lebih yang agung. Doa mereka adalah mustajab, sebab tidak mereka berdoa melaikan karena izin dari Allah ta’ala. (Umdatul Qori 8/307)
Simak baik-baik sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
“Tidaklah hamba-hamba membuka lembaran pagi hari melaikan akan ada dua malaikat turun, salah satunya berdoa: ‘Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak’. Sedang yang lainnya berseru: ‘Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang tidak berinfak’.” (HR. Bukhari no. 1442)
Ulama menjelaskan bahwa ia akan mendapatkan ganti yang agung di dunia dan di akhirat.
Bahkan pengganti tersebut merupakan janji Allah kepada para hamba-Nya yang melakukan sedekah. Bila Allah telah berjanji, maka Dia pasti akan menepati janjinya. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba`: 39)
Ibnu Katsir berkata di dalam kitab tafsirnya: “Dia akan menggantikan bagi kalian di dunia dengan pengganti, dan di akhirat dengan balasan dan pahala.”
Janji Allah tersebut tidak hanya termaktub di dalam al-Qur`anul karim, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah menjelaskannya di dalam sabdanya. Beliau bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ.
“Allah tabaroka wa ta’ala berfirman: ‘hai anak adam, berinfaqlah niscaya aku akan gantikan infaqmu’.” (HR. Muslim 36 (993))
HAL TERPENTING KETIKA BERSEDEKAH
Ada satu hal panting yang harus diperhatikan oleh orang yang bersedekah, sebab satu hal tersebut berkaitan erat dengan diterima atau tidaknya sedekah itu. Ketahuilah, hal tersebut adalah ikhlas. Karena bersedekah adalah ibadah, dan ibadah itu tidak akan diterima apabila terpenuhi padanya dua syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas dan mutaba’ah (sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Allah azza wa jalla berfirman:
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُوْنَ إِلاَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لاَ تُظْلَمُوْنَ.
“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu berinfaq melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. al-Baqoroh: 272)
BERSEDEKAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Bersedekah secara terang-terangan adalah hal yang baik, namun yang lebih baik lagi adalah bersedekah secara sembunyi-sembunyi, karena hal tersebut dapat membantu untuk lebih ikhlas. Allah azza wa jallaberfirman:
إِنْ تُبْدُوْا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ.
“Jika kamu menampakkan sedekahmu maka itu baik sekali. Namun jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqoroh: 271)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa orang yang bersedekah dan menyembunyikannya, hingga seolah-olah ketika tangan kanannya bersedekah tidak diketahui oleh tangan kirinya, ia masuk ke dalam golongan orang-orang yang akan mendapatkan naungan pada hari kaimat, di mana pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah ta’ala. (Muttafaq alihi)
Bagi mereka yang gemar bersedekah siang malam, secara tersembunyi atau terang-terangan, akan mendapatkan janji Allah sebagai berikut. Firman-Nya:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ.
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqoroh: 274)
HINDARI DIRI DARI MENYEBUT-NYEBUT PEMBERIAN
Seseorang yang bersedekah kepada fakir miskin tidak dibolehkan menyebut-nyebut atau mengungkit-ungkit sedekahnya itu, terlebih lagi dengan kata-kata yang dapat menyakiti hati si penerima. Alllah ta’alaberfirman:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُوْنَ مَا أَنْفَقُوْا مَنًّا وَلاَ أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ.
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqoroh: 262)
BALASAN nyata bagi orang yang bersedekah
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau pernah bercerita:
“Suatu ketika ada seseorang yang berada di tanah lapang. Tiba-tiba ia mendengar suara dari awan: ‘Sirami kebun si fulan dengan air!’. Awan itu pun menuju kebun yang dimaksud lalu menuangkan airnya di sebidang tanah kering. Dengan segera saluran air di kebun itu penuh berisi air. Orang itu pun mengikuti aliran air, hingga akhirnya bertemu dengan seseorang yang berdiri di kebunnya yang sedang memindahkan air dengan sekop.
Ia bertanya: ‘Wahai hamba Allah, siapa namamu?.’ Orang di kebun itu menjawab: ‘Fulan.’ Ia menyebut nama yang ia dengar di awan.
Orang di kebun itu balik bertanya: ‘Wahai hamba Allah, mengapa engkau bertanya tentang namaku?.’
Ia menjawab: ‘Sesunguhnya aku tadi mendengar suara dari awan yang membawa air ini berseru: ‘Sirami kebun si fulan dengan air, dia menyebut namamu, apa gerangan yang engkau perbuat dengan kebun ini?’’
Orang itu menjawab: ‘Adapun tentang kebun ini, maka aku perhatian dengan hasil panennya; sepertiganya aku sedekahkan, sepertiga lagi aku makan bersama keluargaku, dan sisanya aku gunakan untuk bercocok tanam kembali’.” (HR. Muslim)
Pada redaksi Muslim yang lainnya disebutkan: “Sepertiganya aku berikan kepada orang-orang miskin, orang yang meminta-minta dan orang yang sedang dalam perjalanan.”