Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Korupsi Tak Perlu Diwarisi

Korupsi Tak Perlu Diwarisi
Gandrungnya setiap negeri diliputi masalah ini. Virus yang mewabah, menjangkit pejabat di setiap belahan dunia. Penyakit warisan penjajah yang suka dengan penimbunan harta. Sang penimbun harta yang tak pernah terobati rasa hausnya. Terus saja ia timbun dan terus mengeruk dan memeras hingga ke pangkalnya, hingga kering dan tandus.

Jiwanya terbawa tandus dan hangus tak pernah disiram oleh hati nurani. Semakin membusuk digerogoti karakternya yang rakus. Pantas saja jika disamakan dengan tikus berdasi sebagai lambang perampok profesional, atau sebagai drakula yang menyedot darah kaum jelata.

Ia enggan menengok ke kanan atau kiri. Apalagi menunduk, melihat ke bawah. Ia terus mendongak ke atas. Ia terus mencari peluang strategis. Menengok pun hanya untuk menyikut, menjatuhkan yang di sisinya. Menunduk pun hanya untuk menginjak dan melecehkan yang di bawahnya. Mendongak ia menjilat, merengek, meminta belas kasihan. Ketika ia dapatkan posisi atas, ia biarkan yang lain merengek di bawahnya yang juga menjilat seperti ia dahulu melakukannya.

Sungguh tak layak diwarisi dan sungguh hina orang yang mewariskan dan yang mendapatkan warisnya.

Baca juga Korupsi Bukan Hobby
Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram