Makan Permen
Makan Permen
Sangat kaya negeri ini. Semua serba ada di sini. Ingin apa saja telah tersdia tidak perlu mencari ke luar negeri. Hutannya luas, airnya jernih, curah hujan selalu berkecukupan. Jutaan jenis tumbuhan dan buah serta fauna tak kalah jumlahnya. begitu pula barang tambang tidak kalah melimpah.
Meskipun menanam biji diatas batu, meskipun hanya menancapkan sebatang kayu, meskipun hanya sebongkah tanah bisa menjadi sumber penghidupan hingga tujuh turunan. Lihat samuderanya, lihat pula sungai-sungai dan gunung-gunung, bukit-bukit serta lembah-lembahnya...luas bukan? Nusantara sangat kaya raya.
Penduduk di sini juga tidak kalah padat dari Sabang hingga Merauke telah berjuta-juta jumlahnya tersebar luas sekitar 220 juta jiwa saat ini. Begitu kaya negeri ini, kaya bukan hanya sumberdaya alam saja melainkan sumber daya manusia juga. Lalu mengapa Tanah air kita masih begini?
Sering mendengar perintah seseorang pada anaknya yang masih dalam pertumbuhan, "Jangan kebanyakan makan permen (yang manis-manis) nanti gigimu keropos."
Lalu apa hubungan negeri ini dengan permen?
Begini maksudnya...
Permen, rasanya manis. Kadang-kadang yang manis-manis itu diibaratkan suatu kenikmatan yang amat sangat sangat nikmat. Kita, telah lama terbuai oleh kenikmatan-kenikmatan, dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan segala yang serba instan sehingga rapuh (keropos giginya), memiliki sifat teramat cinta paada harta benda sehingga tumbuh sifat pengecut.
Maka dari itu, Manja akan membunuh karakter kita, menghilangkan harga diri, menjadikan kita mengukur sesuatu serba materi. Ingatlah, kita negeri yang kaya raya. Saatnya kita kembali belajar introspeksi bersama dan membuat sejuata alasan untuk menjadi orang sukses dan menjadikan negeri ini bangun dari tidur yang sekian lama telah pulas untuk kembali menujukkan taring kita pada dunia bahwa kita takan lama lagi dapat menyusul, melejit seperti mereka...
Kita Pasti Bisa !!!
"kecil jadi raja, remaja jadi mentri, dewasa jadi partner"
Sangat kaya negeri ini. Semua serba ada di sini. Ingin apa saja telah tersdia tidak perlu mencari ke luar negeri. Hutannya luas, airnya jernih, curah hujan selalu berkecukupan. Jutaan jenis tumbuhan dan buah serta fauna tak kalah jumlahnya. begitu pula barang tambang tidak kalah melimpah.
Meskipun menanam biji diatas batu, meskipun hanya menancapkan sebatang kayu, meskipun hanya sebongkah tanah bisa menjadi sumber penghidupan hingga tujuh turunan. Lihat samuderanya, lihat pula sungai-sungai dan gunung-gunung, bukit-bukit serta lembah-lembahnya...luas bukan? Nusantara sangat kaya raya.
Penduduk di sini juga tidak kalah padat dari Sabang hingga Merauke telah berjuta-juta jumlahnya tersebar luas sekitar 220 juta jiwa saat ini. Begitu kaya negeri ini, kaya bukan hanya sumberdaya alam saja melainkan sumber daya manusia juga. Lalu mengapa Tanah air kita masih begini?
Sering mendengar perintah seseorang pada anaknya yang masih dalam pertumbuhan, "Jangan kebanyakan makan permen (yang manis-manis) nanti gigimu keropos."
Lalu apa hubungan negeri ini dengan permen?
Begini maksudnya...
Permen, rasanya manis. Kadang-kadang yang manis-manis itu diibaratkan suatu kenikmatan yang amat sangat sangat nikmat. Kita, telah lama terbuai oleh kenikmatan-kenikmatan, dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan segala yang serba instan sehingga rapuh (keropos giginya), memiliki sifat teramat cinta paada harta benda sehingga tumbuh sifat pengecut.
Maka dari itu, Manja akan membunuh karakter kita, menghilangkan harga diri, menjadikan kita mengukur sesuatu serba materi. Ingatlah, kita negeri yang kaya raya. Saatnya kita kembali belajar introspeksi bersama dan membuat sejuata alasan untuk menjadi orang sukses dan menjadikan negeri ini bangun dari tidur yang sekian lama telah pulas untuk kembali menujukkan taring kita pada dunia bahwa kita takan lama lagi dapat menyusul, melejit seperti mereka...
Kita Pasti Bisa !!!
"kecil jadi raja, remaja jadi mentri, dewasa jadi partner"