Menyiapkan Bekal untuk Akhirat
Hidup di dunia ibarat sedang mengumpulkan bekal untuk perjalanan panjang di akhirat yang kekal.
Bila suda siap bekal maka apa yang terjadi?
Perjalanan akan jadi nyaman, segala kebutuhan tercukupi, dan akan sampai kepada tempat terindah bernama surga.
Bagaimana cara menyiapkan bekal tersebut?
Tentu setiap orang punya caranya sendiri. Bisa dengan menginfakkan ide, tenaga, harta, maupun yang tertinggi yaitu jiwanya fisabilillah.
Pertama, dengan ide kita bisa jadikan bekal untuk di akhirat. Berperan aktif di masyarakat, memberikan ide kreatif untuk memakmurkan masjid misalnya. Ide tersebut sukses dilaksanakan dan menjadi program tetap dan diamalkan terus-menerus oleh generasi ke generasi. Bersyukurlah, inilah investasi berupa ilmu bermanfaat yang terus diamalkan tanpa putus yang pahalanya akan mengalir kepada yang pertama kali memberikan ide tersebut.
Kedua, dengan tenaga. Meskipun cuma hal sepele seperti menyingkirkan batu, ranting, duri, paku, dan hal lainnya yang mengganggu perjalanan orang lain. Apalagi orang-orang yang memperbaiki jalan yang rusak dan berlubang menjadi jalan yang rata kembali. Jika diniatkan karena Allah maka itu jadi investasi akhirat. Coba bayangkan berapa ratus orang yang lewat jalan tersebut?
Ketiga, dengan harta. Hanya orang-orang yang diberikan kelapangan rezeki yang bisa melakukannya. Semakin dia mengungkapkan rasa syukurnya maka nikmat itu akan ditambah berlipat oleh Allah. Mengungkapkan syukur bisa berbentuk mewakafkan sebagian hartanya untuk kepentingan umat islam. Misalnya membantu pembiayaan pembangunan pesantren, mesjid, dan wakaf Alquran. Ketiganya bisa dilakukan oleh orang-orang berharta yang menginginkan keberkahan dan kebahagiaan di akhirat. Jika ingin ikut wakaf Alquran sekaligus wakaf pembangunan pesantren tahfizh Alquran, Anda boleh mengikutinya di wakaf.yucek.com 👈
Tidak perlu jutaan, ratusan ribu. Anda bisa ikut Wakaf dengan minimal Rp 10.000 di wakaf.yucek.com
Keempat, dengan jiwa raganya. Ini yang paling tinggi. Tidak sembarang orang bisa. 100% hidupnya hanya untuk Allah, menegakkan agama Allah di muka bumi. Seperti perjuangan para pendakwah (da'i) yang lurus ilmunya, lurus niatnya hanya karena Allah mengajak manusia, membina mereka agar teguh berpegang kuat di jalan Allah. Lebih tinggi lagi yang berjihad di jalan Allah dengan jaminannya surga dari Allah dengan syarat tidak ada kesyirikan dalam dirinya. Surga diberikan tunai tanpa hisab baginya.
Dengan cara yang mana kita berbekal, menyiapkan perbekalan untuk perjalanan yang sangat panjang nanti? Lakukan dari detik ini semampu kita. Kemudian serahkan kepada Allah dan biarkan Allah yang menilainya.
Allahu a'lam