Sumpah Pemuda Mengikuti Ajaran Rasulullah
Bulan ini bertepatan dengan dua momen bersejarah. Dua peringatan hari bersejarah yaitu hari sumpah pemuda dan hari maulid nabi Muhammad SAW. Kedua hari ini adalah hari berharga bagi muslim di Nusantara. Hari yang sama-sama memperkokoh semangat umat.
Hari sumpah pemuda memperkokoh semangat nasionalisme. Yaitu memperkokoh semangat kecintaan kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang dulu banyak pejuang yang mengorbankan dirinya merebut kemerdekaan.
Para pemuda se-Nusantara mempersatukan mereka dengan sumpah bersejarah dan menggema ke seluruh pelosok negeri. Sumpah ini menggetarkan hati para penjajah. Sumpah yang membuat mereka gentar dan segan terhadap tekad pemuda yang biasanya seperti saat ini masa mudanya dihabiskan untuk memuaskan kesenangan pribadi.
Tapi mereka, pejuang dari kalangan pemuda ini bangkit rela korbankan, hartanya, masa mudanya, nyawanya, habiskan hidupnya demi anak cucunya kelak yang diyakini akan meneruskan, mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan hal-hal yang bermanfaat. Bukan dihabiskan dengan main dan main.
Ingatlah, perjuangan mereka para pahlawan itu bukan main-main. Senjata yang mereka hadapi adalah senjata sungguhan. Senjata yang mereka pegang juga bukan dongeng. Memang tidak seimbang, bambu runcing melawan senapan yang sudah canggih di zaman itu. Kisah mereka bukan dongeng yang biasa mengantarkan bayi-bayi untuk tidur.
Pemuda dari kalangan muslim pun dikobarkan semangatnya dengan takbir, mengikuti cara pasukan Rasullullah SAW dahulu saat membebaskan negeri-negeri dari penjajahan di muka bumi, yang kini kalimat ini dibilang radikal. Yes, kepada penjajah harus radikal (keras), bukan menjilati sepatu mereka supaya mengkilat.
Dengan peringatan maulid nabi ini diharapkan umat muslim semakin tinggi rasa keciantaan terhadap nabi yang mulia sebagai satu-satunya teladan. Jangan sampai generasi ini menjadikan idola artis-artis seperti di zaman sekarang. Tapi yang hadi di pengajian jarang dari kalangan muda-mudi, hampir semuanya yang sudah berumur tak muda lagi.
Butuh wadah khusus mentuk membina mereka supaya lurus dan terarah hidupnya, supaya jelas nanti masa depannya. Masa-masa di usia mereka masih belum tahu arahnya kemana. Seperti saya waktu masih SMA, mau ke mana saya, mau seperti apa saya, mau jadi apa saya? Masih tidak jelas. Maka wajar jika suda beranjak remaja, ada yang mulai habiskan waktu dengan nongkrong nggak karuan, gitar-gitaran sampai larut malam. Mengapa? Karena masih bingung hidupnya mau untuk apa?