Ruginya Orang Berilmu Jika Dia Seperti Ini
Dengan ilmu dunia ini semakin indah. Berbahaya jika kita tidak dibekali ilmu. Maka agama mewjibkan kita untuk selalu mencari ilmu seperti dengan proses belajar di sekolah, bergaul, dan menghadiri majelis ilmu.
Kita telah meyakini bahwa dengan ilmu segalanya jadi mudah. Bahkan dengan ilmu, sesuatu yang sebelumnya hanya dalam imajinasi saja bisa dibuat menjadi nyata bentuknya.
Tapi tunggu dulu. Ada juga yang punya ilmu banyak tetapi malahan membuat kerusakan dan menyesatkan. Bukankah ini sangat merugikan orang lain. Seharusnya ia mendidik kepada jalan yang benar, malahan menjerumuskan.
Entah motifnya apa yang menyebabkan dia melakukannya. Bisa jadi karena ada motif politik di dalamnya.
Buktinya mengapa tidak ada ketegasan dari yang berwenang. Sepertinya dipelihara oleh mereka supaya mudah membuat pencitraan ketika dibutuhkan. Atau dimunculkan kembali suatu waktu untuk memecah konsentrasi orang yang menentang kebijakan yang merugikan masyarakat.
Mereka sengaja melakukan kekacauan di tengah masyarakat untuk memenuhi kepentingan pribadi dan golongannya. Mereka melakukan kerusakan secara berjamaah dan memecah belah persatuan bangsa.
Mereka penjajah di masa sekarang. Mereka berkedok membela orang kecil untuk semakin memiskinkan mereka bahkan menambah jumlah mereka dengan mempermainkan perekonomian. Setelah banyak jumlah orang miskin, mereka tampil seolah sebagai pahlawan.
Karena mereka sudah jadi pahlawan maka seenaknya menjadi dalang. Korupsi pun tidak terbilang. Semakin lihai mencuci uang. Orang-orang dibodohkan. Orang pandai yang lurus haluannya mereka usir agar mereka bisa langgeng di permukaan kekuasaannya.
Suatu hari masyarakat akan bangun seperti masa perjuangan dahulu. Ketika mereka sudah menjerit karena kepedihan zaman yang mendalam.
Apa yang menyebabkan mereka demikian. Kepandaiannya hanya untuk menebar keonaran. Ilmunya jauh dari maslahat. Ilmunya mereka gunakan untuk membuat muslihat.
Hawa nafsu yang tidak terkendali membuat mereka seperti ini. Nasehat mulia mereka tolak. Buta mata hatinya membuat tuli akan kebenaran, buta akan kebenaran, dan bisu untuk berkata benar.
Ingat kisah Abu Jahal. Julukannya yang lain adalah Abu Hakam yang artinya Bapaknya Orang Bijak. Tentunya dia pasti pandai dan berilmu sehingga perkataannya dijadikan rujukan semua orang.
Namun karena menolak kebenaran bahkan menebar kerusakan demi keeksisannya di tengah pemuka rakyat dia dapatkan julukan Abu Jahal yang berarti Bapaknya Kebodohan. Dia menjadi sumber pemikiran yang merusak. Dia menentang orang yang membawa kebenaran padahal dia menyadari bahwa dirinya memang berada dalam kesesatan. Namun kesombongan akan kelebihannya itu seakan dunia menutupi hatinya. Sekalipun kebenaran dan kesalahan tampak nyata tidak ada rasa ingin berubah untuk memilih kebenaran itu.
Zaman ini... Orang yang tinggi ilmunya membuat syubhat-syubhat yaitu membuat kesamaran sehingga bingung terhadap mana yang benar dan salah.
Ada yang berjuang dengan kebenaran difitnah dan dimusnahkan. Atau orang berilmu dan lurus lebih memilih mengembangkan diri di luar sana, karena Ilmunya seolah tidak berharga walaupun di mata dunia ilmunya sangat luar biasa.
Wahai yang masih diberikan usia, tetapkan diri untuk sadar. Kebenaran itu selalu ada dan keberuntungan adalah untukmu yang masih terbuka mata hatinya. Semoga Hidayah dari Allah menerangimu selalu dan semoga yang membaca tulisan ini bertambah kemuliaan dan manfaatnya bagi seluruh umat.
Kita telah meyakini bahwa dengan ilmu segalanya jadi mudah. Bahkan dengan ilmu, sesuatu yang sebelumnya hanya dalam imajinasi saja bisa dibuat menjadi nyata bentuknya.
Tapi tunggu dulu. Ada juga yang punya ilmu banyak tetapi malahan membuat kerusakan dan menyesatkan. Bukankah ini sangat merugikan orang lain. Seharusnya ia mendidik kepada jalan yang benar, malahan menjerumuskan.
Entah motifnya apa yang menyebabkan dia melakukannya. Bisa jadi karena ada motif politik di dalamnya.
Buktinya mengapa tidak ada ketegasan dari yang berwenang. Sepertinya dipelihara oleh mereka supaya mudah membuat pencitraan ketika dibutuhkan. Atau dimunculkan kembali suatu waktu untuk memecah konsentrasi orang yang menentang kebijakan yang merugikan masyarakat.
Mereka sengaja melakukan kekacauan di tengah masyarakat untuk memenuhi kepentingan pribadi dan golongannya. Mereka melakukan kerusakan secara berjamaah dan memecah belah persatuan bangsa.
Mereka penjajah di masa sekarang. Mereka berkedok membela orang kecil untuk semakin memiskinkan mereka bahkan menambah jumlah mereka dengan mempermainkan perekonomian. Setelah banyak jumlah orang miskin, mereka tampil seolah sebagai pahlawan.
Karena mereka sudah jadi pahlawan maka seenaknya menjadi dalang. Korupsi pun tidak terbilang. Semakin lihai mencuci uang. Orang-orang dibodohkan. Orang pandai yang lurus haluannya mereka usir agar mereka bisa langgeng di permukaan kekuasaannya.
Suatu hari masyarakat akan bangun seperti masa perjuangan dahulu. Ketika mereka sudah menjerit karena kepedihan zaman yang mendalam.
Apa yang menyebabkan mereka demikian. Kepandaiannya hanya untuk menebar keonaran. Ilmunya jauh dari maslahat. Ilmunya mereka gunakan untuk membuat muslihat.
Hawa nafsu yang tidak terkendali membuat mereka seperti ini. Nasehat mulia mereka tolak. Buta mata hatinya membuat tuli akan kebenaran, buta akan kebenaran, dan bisu untuk berkata benar.
Ingat kisah Abu Jahal. Julukannya yang lain adalah Abu Hakam yang artinya Bapaknya Orang Bijak. Tentunya dia pasti pandai dan berilmu sehingga perkataannya dijadikan rujukan semua orang.
Namun karena menolak kebenaran bahkan menebar kerusakan demi keeksisannya di tengah pemuka rakyat dia dapatkan julukan Abu Jahal yang berarti Bapaknya Kebodohan. Dia menjadi sumber pemikiran yang merusak. Dia menentang orang yang membawa kebenaran padahal dia menyadari bahwa dirinya memang berada dalam kesesatan. Namun kesombongan akan kelebihannya itu seakan dunia menutupi hatinya. Sekalipun kebenaran dan kesalahan tampak nyata tidak ada rasa ingin berubah untuk memilih kebenaran itu.
Zaman ini... Orang yang tinggi ilmunya membuat syubhat-syubhat yaitu membuat kesamaran sehingga bingung terhadap mana yang benar dan salah.
Ada yang berjuang dengan kebenaran difitnah dan dimusnahkan. Atau orang berilmu dan lurus lebih memilih mengembangkan diri di luar sana, karena Ilmunya seolah tidak berharga walaupun di mata dunia ilmunya sangat luar biasa.
Wahai yang masih diberikan usia, tetapkan diri untuk sadar. Kebenaran itu selalu ada dan keberuntungan adalah untukmu yang masih terbuka mata hatinya. Semoga Hidayah dari Allah menerangimu selalu dan semoga yang membaca tulisan ini bertambah kemuliaan dan manfaatnya bagi seluruh umat.