Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Memulai Episode Terbaru

Pagi itu seperti pagi yang lain. Sama saja suasananya tidak berubah. Bangunlah seorang pemuda berwajah tampan kemudian melipat selimut dan merapikan kamarnya. Bergegas dia membersihkan diri dan menunggu panggilan mulia.

Berkumandang seruan itu, ia segera membuka pintu menuju tempat suara itu datang menyeru. Tak dipedulikan lambaian selimut dan kasur yang ingin memeluknya. Dia secepatnya menuju tempat yang mulia.

Tugas mulia dilaksanakannya. Dengan ketenangan jiwa dia menghadap dan mengadu pada robnya. Tak disangka tetesan bening jatuh mengalir di tempat sujudnya. Apa yang dia risaukan, sementara hari itu akan menjadi hari bahagia untuknya.

Salam terakhir diucapkan. Dilanjutkan dengan zikir rutin setelahnya. Tiba-tiba bergetar di sakunya, sebatang ponsel memanggilnya.

Diangkatlah telpon itu. Ternyata itu dari keluarganya yang sedang dalam perjalanan jauh. Mereka masih di dalam bus. Berpenumpang berjumlah enam puluh.

Hendak kemana mereka pergi kalau bukan menyaksikan pemuda itu bahagia di hari itu. "Mereka menuju kemari, semoga selamat sampai tujuan" gumamnya.

Berbincanglah pemuda itu dengan suara ponsel yang berbisik-bisik. Dia tinggalkan tempat itu setelah zikir tadi untuk menjawab bisikan telpon genggamnya. Raut mukanya penuh dengan cahaya. Terpancar bahagia tak biasanya.

Sahabatnya, seberang kamar telah tahu sebelumnya bahwa ini adalah hari terindah bagi sahabatnya. Ia bersedia membantu memenuhi keperluannya sampai usai hari yang didamba.

Berdandanlah pemuda itu dengan dandanan sederhana. Lalu sahabatnya mengantarkannya menuju tempat yang dinantinya.

Proses Memulai Episode Terbaru
Bahagia tak terkira ketika berjumpa keluarganya. Mereka serombongan telah tiba. Sambutan peluk dan cium menghampirinya. Pertanda bahagia untuknya selamanya.

Dibawanya pemuda itu bersama mereka menuju tempat yang didamba. Tempat berlangsungnya ikrar dikumandangkan sebagai pengikat dua jiwa.

Sesampainya di sana. Disambutlah mereka dengan meriah. Dikalungkan bunga pada leger pemuda oleh orang tua calon pendampingnya.

Tetabuhan dan senandung merdu dialunkan. Mengantakan mereka ke dalam ruangan. Di sana telah berjajar kursi rapi yang telah dirias dengan bunga dan cahaya.

Diminta pemuda itu duduk tenang ketika penghulu telah datang. Ayah calonnya di hadapannya airmatanya berlinang.

Setelah pendahuluan langsung diminta jabatkan tangan. Tak lupa mahar diperlihatkan. Seketika, Ijab dan qobul diucapkan.

Seperti gemuruh bersambutan. Tangis dan doa berpaduan. Tetesan air mata tak tertahan. Sadarkan dirinya bahwa ini episode permulaan.

Anak orang lain dipercayakan kepadanya untuk dijaga dan dibina. Hidup bersama mengarungi samudera kehidupan yang bergelombang indah dan menyenangkan.

Semua keluarga, Sahabat, semua yang hadir tampak bahagia. Bertubi-tubi doa dan ucapan selamat dibisikkan. Jabatan tangan tak putus bersambungan.

Ini mula memulai episode baru yang tak mungkin dilupakan dan tak mungkin terlupakan karena ialah sejarah permulaan pemuda itu. Semoga bahagia yang lain turut menyertainya selamanya.
Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram